Dunia pendidikan dewasa ini menghadapi maslah yang komplek yang memerlukan pemecahan kita bersama, diantaranya adalah lunturnya nilai nilai nasionalisme dan patriotisme, salah satunya sebabnya adalah arus informasi dan komunikasi yang begitu cepatnya, yang bisa menjauhkan generasi muda dari budaya bangsanya dan falsafah hidup bangsa yaitu Pancasila.
Madrasah sebagai agen perubahan harus terus melakukan upaya upaya untuk menanamkan pendidikan karakter kepada siswa, agar bangsa ini tidak tercabut dari akar budayanya. Sikap nasionalisme tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi harus ditanamkan kepada peserta didik melalui berbagai macan kegiatan yang menyenangkan, baik melalui jalur intrakurikuler maupun jalur ekstrakurikuler.
Salah satu ekstrakurikuler yang dikembangkan di Madrasah adalah Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera), Merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk memupuk semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur dalam rangka pembentukan character building generasi muda Indonesia.
Anak-anak yang belum paham dan tidak masuk paskibra mereka melihatnya dari sisi baris berbaris saja, (memang hal itu tidak salah, karena paskibra adalah pasukan pengibar bendera), di saat upacara hari besar nasional anak-anak paskibra pasti tampil dengan gagahnya, memakai seragam berwarna putih dan sal berwarna merah, yang melambangkan merah putih warna bendera kita. Sepatu hitam ketika berjalan menimbulkan suara yang khas, sehingga menambah khidmat jalannya upacara penaikan bendera. Apalagi ketika bendera dinaikan ke atas tihang, melihat bendera merah putih berkibar dengan gagahnya rasanya tumbuh rasa nasionalime dan patriotisme, teringat bagaimana susahnya para pahlawan untuk merebut dan mempertahankan kemerdakaan.
Dalam kegiatan upacara-upacara hari besar nasional, adalah salah satu cara kami untuk membangkingkat nasionalisme dan patriotisme pada peserta didik yang lain, selain anggota ekstrakurikuler paskibra.
Anak anak paskibra memang dituntut untuk terampil dalam baris berbaris, mereka harus bisa mengusai pormasi-pormasi yang cantik terlihat indah dan menarik, tentunya memerlukan konsentrasi yang luar biasa, dituntut untuk fokus. Ini memerlukan latihan yang melelahkan, bahkan sering kami melakukan latihan sampai sore jika akan menampilkan demontrasi baris berbaris. Tidak banyak anak paskibra yang kami bina paling hanya 20 orang, pada mulanya banyak akan tetapi yang bertahan hanya 20 orang, ketika anak anak bertanya “Ibu bagaimana banyak yang keluar?’ aku jawab “biar saja kan seleksi alam, siapa yang bertahan dia yang akan sukses”. Walaupun hanya 20 orang tapi anak-anakku solid dan kompak, mereka mempunyai disiplin yang tinggi jika dibandingkan dengan yang lainnya.
Sebenarnya di sekolah ku dari yang pertama sampai sekarang, tidak ada ekstrakurikuler khusus paskibra, akan tetapi dalam 10 sekbid OSIM yang salah satu diantaranya adalah seksi bidang Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara, nah disinilah kami menbentuk tim pasukan paskibra.
Karena seringnya latihan di lapangan dan dibawah teriknya matahari, anak-anak paskibra terkadang terlihat lebih hitam dari siswa yang lainnya, apalagi ketika akan ada kegiatan lomba atau akan tampil pada kegiatan PHBN, banyak anak yang mengeluh kulitmya menjadi hitam, sering ku jawab “lebih baik berkulit hitam tapi punya prestasi yang luar biasa, dari pada yang berkulit putih tapi tidak punya prestasi, nanti juga akan ada masanya kulit kembali bersih seperti sedia kala”, itulah salah satu alasan kenapa banyak anak-anakku yang tidak mau masuk paskibra, selain latihannya yang cukup menyita waktu juga karena takut kulitnya hitam.
Latihan baris-berbaris ditengah lapang terkadang di bawah teriknya sinar matahari memang terasa melelahkan, pada awalnya mereka suka protes akan tetapi lama-kelamaan mereka terbiasa dan menikmati teriknya sinar matahari, pernah suatu hari aku suruh anak-anak latihannya di ruangan saja supaya tidak panas, tapi mereka menjawab “panas terik matahari sudah terbiasa bagi kami”.
Terkadang ada juga yang mencibir atau mengatakan latihan PBB buat apa? tidak ada gunanya hanya cape cape dan buang-buang waktu saja, padahal dalam kegiatan PBB banyak hikmah yang bisa diambil, diantaranya adalah: menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, menanamkan rasa persatuan dan kekeluargaan merasa senasib dan sepenanggungan hingga melahirkan ikatan batin yang kuat dalam satu team yang kompak dan solid, menanamkan disiplin yang tinggi sehingga senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.
Menurut Ibu Hijroh Kurniasih selaku pembinanya ini sangat banyak manfaatnya bagi anak-anak selain sehat jasmani juga akan menjalin tali persatuan dalam organisasi.